Admin Admin
Jumlah posting : 257 Join date : 22.01.08
| Subyek: DRAMA KIAY MODJO dan PANGERAN DIPONEGORO Sun Oct 21 2012, 22:16 | |
| DRAMA KIAY MODJO dan PANGERAN DIPONEGORO Asswrwb, Pada tanggal 30 dan 31 October 2012, Remi Silado akan mementaskan Drama Sejarah : Kiay Modjo, Diponegoro dan Pendeta Riedel di Minahasa. Pementasan Drama Sejarah tersebut akan digelar di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Bagi yang berminat bisa pesan disini, dan nati diteruskan ke Panitia Pelaksana. Harga tiket masuk: 1. Balkon : rp 75.000,- 2. Wing : rp. 150.000,- 3. Klas I : Rp 200.000,- 4. VIP : Rp 300.000,- 5. VVIP : Rp 500.000,- Panitia Pelaksana bekerja sama dengan KKBJ.
SINOPSIS :
Naskah drama "1832" ini diharapkan bisa memindai praktis kerukunan dalam kebinekaan yang elok yang telah terwujud di Minahasa padaanno 1832.
Disekitar masa itu, kita ingat Pangeran Diponegoro ditawan di Manadao, dan pengikutnya bersama Kiay Modjo dibanglas di Tondano, melestarikan budaya sinkretisme Islam-Jawa disitu. berbareng dengan itu zendling asal Jerman, JF. Riedel, memilih menginjil di Tondano,dengan pola teologi pietisme. Sementara latar keyakinan masyarakat Minahasa sendiri kala itu adalah agama suku yang mempercayai antara Opo ( Dewa ) dan Opo Opo ( Jimat ) menurut model tersendiri panteisme.
Peristiwa menarik yang bisa diteliti dalam membilang tahaun 1832, adalah mengapresiasi terciptanya suatu perlintasan tamadun yang unik dari dua latar keyakinan agama samawi di atas latar agama suku, dan itu berlangsung secara damai dan mesra. Karenanya bolehlah dipedulikan persuasi ini : Jika hendak melihat contoh ideal keberagaman dalam kerukunan sejati, datanglah ke Minahasa, dan lihatlah di Tondano.
Adalah dari cerita cerita rakyat, yang notabene beragam dan luas, disertai dengan catatan susur galur, dan sejemput hitoriogrfi yang ada, setidaknya merupakan sumber ilham yang mengalas "1832" ini. Sekaligus hendak dikatakan dengan sungguh, bahwa naskah drama ini lebih kena dikaji sebagai suatu interprestasi bebas sebagai ciri hakiki kerja satra atas pristiwa sejarah itu ketimbang galibnya sebuah teks sejarah.
Dalam naskah Drama "1832" ini, patut diingatkan, bahwa betapapun ia ditawarkan sebagai "Drma Sejarah", pada dasarnya ia harus dipandang sebagai sepenuhnya karya sastra. Dengan menyebut ini sebagai karya sastra dan sastra memang dimotori oleh imajinasi melalui tindakan yang seyogianya dibilang kreatif maka dengannya sekali lagi harus dikatakan : Karya bukan teks Sejarah, melainkan teks untuk sebuah kerja imajinasi yang lebih leluasa di atas panggung teater: tempat dimana naskah drama ditoton sebagai pertunjukkan.
Untuk itu drma ini dimainkan pertama kali di Taman Ismail Marzuki pada October 2012, oleh pelakon pelakon (menurut urutan hadir ) :
Anastasia Astutie sebagai Ratnaningsih, Jose Rizal Manua,sebagai Pangeran Diponegoro, Anang Dasul sebagai Resident Pitermaat, Tanty Saragi sebagai Nyonya "Schat" Pietermaat,Gandung Bondowoso sebagai Zending Riedel, Imam S Bumiayu sebagai Kiay Modjo, Rieke Presiawaty sebagai Walian Toulour, dan Renny Djajoesma n sebagai Nyai Kyai. | |
|