Admin Admin
Jumlah posting : 257 Join date : 22.01.08
| Subyek: Tiongkok Terancam Krisis Pangan Fri Feb 01 2008, 18:57 | |
| Akibat Badai SaljuTiongkok Terancam Krisis Pangan AFP/Mark RALSTON Seorang pekerja sedang menyingkirkan tumpukan salju di Nanjing, Tiongkok, Kamis (31/1). Cuaca buruk mengancam perjalanan jutaan warga Tiongkok dan mengganggu pasokan pangan. Pemerintah sudah mengerahkan 500.000 tentara untuk membersihkan salju dan mengingatkan warga untuk mengantisipasi cuaca buruk.
[CHANGSHA] Pemerintah Tiongkok meminta rakyat untuk mengantisipasi hal-hal terburuk dalam beberapa hari mendatang. Perjalanan jutaan warga untuk pulang kampung akan terhambat karena badai salju besar masih akan turun dan mengganggu perayaan hari raya terbesar, Imlek.
Perjalanan jutaan orang yang mau mudik terhambat karena datangnya badai salju terburuk dalam 50 tahun ini. Cuaca buruk dalam beberapa pekan terakhir mengakibatkan 64 orang tewas, aliran listrik putus dan gangguan transportasi.
Musim salju yang tengah mendera Tiongkok, menjadi ancaman serius terhadap masa panen di musim dingin, meningkatkan kemungkinan terjadinya kekurangan pangan di masa datang, serta inflasi yang lebih tinggi. Demikian disampaikan Chen Xiwen, Wakil Direktur Keuangan Partai Komunis Tiongkok, Kamis (31/1).
Dia menyebutkan, kawasan yang paling menderita akibat musim salju yang turun saat ini, merupakan penghasil terbesar produksi buah, dan sayuran pada musim dingin. "Dampak bencana salju di kawasan selatan Tiongkok di masa panen musim dingin sangat serius. Dampaknya pada sayur, dan buah, di sejumlah tempat telah menjadi bencana besar," ujarnya.
Berapa besar kerusakan yang bisa ditimbulkan, disebutnya belum jelas, dan akan tergantung pada berapa lama badai salju akan berakhir. Serta apakah akan terjadi juga di utara Tiongkok, yang memproduksi sebagian besar kebutuhan gandum, dan minyak. "Jika terjadi juga di utara, maka dampaknya terhadap produksi padi akan terlihat," katanya.
Siapkan Dana
Pada kesempatan terpisah, Kepala Departemen Manajemen Penanaman, Kementerian Pertanian Tiongkok, Wang Shoucong, mengatakan Pemerintah Tiongkok sudah menyiapkan 100 juta Yuan, atau sekitar US$ 13,8 juta, untuk membantu peningkatan produksi pertanian, dan peternakan.
Chen tidak memberikan perkiraan, berapa kerugian ekonomi yang bisa ditimbulkan. Meski begitu, Kementerian Hubungan Masyarakat memberi perkiraan kerugian sekitar 22 miliar Yuan, atau sekitar US$ 3 miliar, sejak musim salju dimulai pada 10 Januari. Gangguan transportasi yang terjadi selama musim salju sendiri, telah melonjakkan harga sayur.
Para pedagang di Beijing mengatakan, suplai sayuran segar yang sampai ke kota, hanya sekitar 20 persen dari kondisi normal. Di pusat kota Zhengzhou, harga tomat menjadi dua kali lipat. Harga daging juga dilaporkan melonjak tinggi. Harga bahan bakar pun mengalami kenaikan, seperti batubara yang digunakan rumah-rumah sebagai bahan bakar penghangat ruangan, naik 75 persen.
Pemerintah sendiri, telah memerintahkan untuk memberi prioritas pada pengiriman batubara, dan makanan, dengan membebaskan cukai, ongkos, dan pembatasan. Di pulau tropis, Provinsi Hainan, gangguan transportasi membuat buah dan sayur dalam jumlah besar tidak terangkut, dan terancam busuk.
Layanan kereta api di di Guangzhou kembali dibuka, Kamis (31/1) waktu setempat. Beberapa hari sebelumnya, perjalanan kereta mengalami penundaan karena buruknya cuaca. Suhu di Guangzhou turun hingga 4 derajat Celcius.
Dibukanya kembali layanan kereta api sendiri, tidak mengurungkan upaya ratusan ribu orang untuk berebut tiket. Bahkan banyak yang meninggalkan barang bawaan, hanya agar bisa masuk ke dalam kereta. Selimut kotor, koper, ransel, terlihat menumpuk di belakang stasiun. [AP/AFP/B-14] | |
|