Kota Gorontalo lumpuh
Senin, 07 April 08
Koran Internet: Kota Gorontalo, Senin (7/4) siang lumpuh karena
toko-toko, kantor pemerintahan, kantor perbankan dan lainnya tutup.
Kondisi ini akibat masyarakat takut terjadi kerusuhan setelah ribuan
massa pendukung calon walikota/ wakil walikota Gorontalo, A.W
Thalib-Yani Suratinoyo (WAHYU), melakukan aksi unjuk rasa.
Massa WAHYU menuntut agar pembatalan pasangan calon yang diusung
oleh PPP, PKB dan Partai Demokrat oleh KPU Kota Gorontalo segera
dicabut atau tahapan Pilkada dihentikan sementara.
Sementara itu ratusan aparat kepolisian berjaga-jaga di kantor KPU,
Kantor Walikota, Rumah Dinas Gubernur Gorontalo, dan juga di
pusat-pusat pertokoan.
Pada pukul 11.00 WITA, sekitar 15 ribu pendukung salah satu
pasangan calon walikota dan wakil walikota tersebut mendatangi kantor
Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu).
Mereka merusak kantor tersebut sehingga kaca-kaca pecah. Mereka
juga mencabut papan nama Panwaslu. Selanjutnya pada pukul 11.30 WITA,
massa mendatangi kantor walikota dan berhasil menerobos penjagaan
petugas keamanan.
Massa berhasil menduduki kantor walikota dan meminta Walikota
Gorontalo, Medi Botutihe, agar segera menyelesaikan permasalahan
Pilkada, terkait pembatalan pasangan WAHYU oleh KPU Kota Gorontalo.
Selanjutnya mereka menuju Rumah Dinas Gubernur untuk melakukan orasi.
Mulai pukul 14.30 WITA, massa turun ke jalan-jalan di Kota
Gorontalo. Aksi ini membuat masyarakat takut terjadi kerusuhan.
Toko-toko yang tadi pagi sempat buka, ketika melihat massa dalam jumlah
yang besar, para pemilik toko menutup usahanya. Angkutan dalam kota
juga tidak beroperasi.
Massa turun ke jalan-jalan dengan berjalan-kaki, menggunakan sepeda
motor dan juga bus. Mereka berkeliling kota sambil berorasi dengan
menggunakan pengeras suara. Walaupun demikian hingga pukul 15.00 WITA,
belum terjadi kerusuhan.
Walikota Gorontalo saat menemui massa, meminta agar masalah Pilkada
diselesaikan melalui proses hukum, karena masalah tersebut bukan
wewenang pihaknya.
Ucapan Medi tersebut membuat massa emosi dan mengejek Walikota
sebagai penakut, karena tak kunjung mengambil tindakan tegas. Medi
sempat terpancing emosi dan mengeluarkan pernyataan, "Kalau tidak mau
dengar saya, mending bunuh saja saya."(Ken/Ant)