Uskup wilayah Oxford, Inggris, Lord John Pricard menerima ancaman teror setelah menyatakan dukungannya terhadap hak-hak Adzan kaum Mmuslim Inggris
Hidayatullah.com--Kantor Berita IRNA melaporkan, Lord John Prichard, menerima pesan ancaman teror itu setelah ia mengemukakan dukungannya atas hak kaum Muslim untuk mengumandangkan suara adzan di masjid jami kota ini.
Prichard yang menjabat sebagai anggota tertinggi gereja Inggris dan anggota House of Lords Britania itu, kemarin (11/03) kepada Koran Daily Telegraph mengatakan, pihaknya memiliki hubungan yang baik dengan warga muslim di wilayah Oxford, oleh sebab itu secara pribadi ia mendukung pengumandangan adzan di wilayah ini.
Menurutnya, agama merupakan faktor terpenting dalam kehidupan 80 persen masyarakat dunia dan penyampaiannya pun merupakan hal yang logis dan alami.
Sebelum ini, sejumlah warga kota Oxford-salah satu kota tua di Inggris-para pendeta dan bahkan Kepala Church of England menolak mentah-mentah keinginan Masjid Raya Oxford untuk mengumandangkan adzan dengan menggunakan pengeras suara.
Warga Oxford yang tinggal di dekat masjid mengatakan, suara adzan akan mengganggu ketenangan kota yang mayoritas dihuni non-Muslim. Selain itu, kata mereka, warga Muslim di Oxford juga tidak akan mendengar suara adzan itu karena warga Muslim tinggal sekitar setengal mil dari kota itu.
"Kami sangat marah, mereka berani-beraninya mau melakukan itu di tengah komunitas non-Muslim. Kami melihatnya sebagai upaya untuk menerapkan Islam dalam budaya masyarakat Kristen, " tukas Allan Chapman, seorang sejarawan dan warga kota Oxford yang mengaku sebagai umat Kristen yang taat.
Menurut Ketua Gereja Anglikan Oxford, Charlie Cleverly of St. Aldate kumandang adzan bukan budaya Inggris dan bisa memicu munculnya kampung-kampung Muslim di sekitar masjid.
ImagePerdebatan ini mengundang rohaniawan kota Oxford, Lord John Pritchard berkomentar. Ia mendukung rancangan memperdengarkan adzan di kota bersejarah itu selama tiga kali sehari.
Ia setempat mengatakan, mereka yang menentang rencana itu perlu tenang, relaks dan menikmati ‘berbagai budaya’ yang ada di kota itu. Ia juga menolak dakwaan uskup Michael Nazir Ali dari Rochester yang pernah mengatakan bahwa membenarkan adzan dengan menggunakan pengeras suara menunjukkan percobaan untuk “menguatkan ciri keislaman’ di beberapa kawasan.
Sebaliknya, uskup Pritchard, mengatakan, ia ‘sangat gembira’ dengan perkembangan terbaru itu.
“Saya percaya kita mempunyai hubungan baik dengan masyarakat Islam di Oxford dan secara peribadi saya gembira dengan pihak masjid melaungkan azan di timur kota ini” katanya sebagaimana dikutip The Daily Telegraph.[Irna/telegraph.co.uk/cha//www.hidayatullah.c