Seiring persetujuan parlemen mencabut Undang-undang larangan berjilbab, sekitar 70 gabungan organisasi perdagangan dan organisasi non-pemerintah pendukung sekuler berdemonstrasi mencela keputusan tersebut. Dalam aksinya, mereka membawa bendera dan gambar pendiri sekularisme Turki, Mustafa Kemal Ataturk.
Aksi serupa sebelumnya juga dilakukan sekitar 125 ribu orang pekan lalu. Bahkan, partai oposisi Partai Rakyat Republik (CHP) mengancam akan melayangkan gugatan ke peradilan konstitusional untuk membatalkan amandemen tersebut. CHP menilai perubahan itu telah melenceng dari prinsip negara yang cenderung sekuler