Admin Admin
Jumlah posting : 257 Join date : 22.01.08
| Subyek: 20 Ekor Sapi Mati Mendadak Mon Jun 14 2010, 09:57 | |
| 20 Ekor Sapi Mati Mendadak SABTU, 12 JUNI 2010TRIBUN MANADO, TONDANO - Sedikitnya 20 ekor sapi mati akibat serangan penyakit Tabanan yang mewabah di daerah Kawangkoan, Tompaso dan Langowan, Minahasa, Sulawesi Utara. Penyakit ini juga menjangkiti sekitar 300 ekor sapi lainnya. Wabah tersebut terjadi dalam satu setengah bulan terakhir.
"Sebenarnya penyakit ini tidak terlalu berbahaya karena risiko kematian ternak yang terkena penyakit ini cukup rendah. Namun yang perlu diwaspadai adalah jika penyakit ini menjangkiti ternak sapi yang sedang bunting. Jika masa bunting masih di bawah enam bulan, kemungkinan besar sapi akan mengalami keguguran," papar Jan D Kuhu, mantri hewan yang bertugas di daerah tersebut kepada Tribun Manado, Jumat (11/6/2010)
Lebih lanjut Kuhu menjelaskan, gejala penyakit Tabanan, atau yang dikenal masyarakat Minahasa dengan sebutan penyakit "tiga hari" ini adalah keluar lendir dari hidung dan mulut, dan sapi terlihat terengah-engah saat bernafas dan tidak kehilangan nafsu makan.
Sapi yang terkena penyakit itu berada pada masa kritis selama tiga hari. Jika tidak segera mendapat pengobatan maka resiko kematian akan semakin besar, dan kalaupun tidak mendapat perawatan maka berat sapi akan menurun .
"Agar ternak sapi tidak terkena penyakit ini maka setiap pemilik harus cermat memperhatikan kondisi sapinya. Cara paling mudah untuk menghidar dari penyakit ini adalah dengan memberi vitamin, serta makanan yang teratur pada ternak mereka. Selain itu, kebersihan kandang juga harus diperhatikan. Kalau melihat kelainan pada prilaku sapi maka harus segera diberi obat penurun panas," ujarnya.
Andry Rori (71), peternak sapi dari Desa Tonsewer, Kecamatan Tompaso mengaku khawatir melihat sapinya yang tidak mau makan, dan pincang pada kaki kiri bagian belakang. Menurutnya, sejak beberapa hari lalu sapinya memang telah menunjukkan kondisi yang tidak normal, yaitu terengah-engah saat bernafas.
"Saya langsung meminta bantuan matri hewan untuk mengobati ternak saya, karena sejak tadi pagi sapi saya terlihat pincang dan tidak mau berdiri. Mungkin dia telah terkena penyakit tiga hari itu. Saya sempat khawatir jangan- jangan sapi saya ini akan mati karena terlambat diberikan pengobatan," ujarnya.
Camat Langowan Barat, Landy Aruperes mengaku belum mengetahui kalau ada penyebaran penyakit Tabanan di daerahnya. Menurutnya, sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan dari masyrakat terkait serangan penyakit.
Gunung berapi
Penyakit sapi yang telah mewabah di beberapa kecamatan di Minahasa sebenarnya berasal dari daerah Tabanan, Bali sejak tahun 1972. Jan B Kuhu, matri hewan di Minahasa menjelaskan, kemunculan penyakit ini pertama kali disebabkan oleh pengaruh suhu dan uap dari gunung berapi di daerah tersebut. Saat pertama kali menjangkiti ternak, sekitar 70 persen populasi sapi di Tabanan terjangkit penyakit ini.
Dalam beberapa tahun kemudian, penyakit yang dikenal masyarakat Minahasa dengan sebutan penyakit "tiga hari" ini telah menjangkit di beberapa kecamatan di Minahasa. Berbeda dengan penyakit lain yang menyebar di seluruh daerah, penyakit Tabanan ini hanya menjangkiti sapi yang diternakkan di sekitar gunung berapi.
"Penyakit ini hanya terdapat di Kecamatan Kawangkoan, Tompaso, dan sebagian Langowan. Semua daerah ini berjarak cukup dekat dengan Gunung Soputan. Penyakit ini tidak menular dari satu ternak ke ternak lainnya, namun lebih dikarenakan kondisi alam disekitar daerah ini. Jika suhu udara cukup tinggi, dan uap udara dari gunung berapi dihirup oleh sapi maka kemungkinan besar ternak ini akan terjangkit penyakit," ujar Kuhu.
Untuk membatasi semakin banyak sapi yang terkena penyakit ini, pria yang telah mengobati ternak sejak tahun 1969 ini mengatakan pemerintah harus segera memberikan vitamin dan obat penurun panas pada semua peternak di daerah Gunung Soputan. Menurutnya, hanya dengan penyuntikan wabah penyakit ini bisa ditekan. (lucky kawengian) | |
|