Perang Bintang 3 Agustus

Perang bintang benar-benar terwujud di pemilihan gubernur (Pilgub) Sulut 3 Agustus mendatang. Setelah bertempur memperebutkan kendaraan politik akhirnya Pilgub langsung kedua di Sulut mempertemukan lima pasangan, masing-masing Stefanus Vreeke Runtu-Marlina Moha Siahaan (Partai Golkar), Ramoy Markus Luntungan-Hamdi Paputungan (PDI Perjuangan), SH Sarundajang-Djouhari Kansil (Demokrat plus), Elly Engelbert Lasut-Henny Wullur (18 Partai Gabungan), dan Vonnie Anneke Panambunan-Hendrik Opo Manossoh (18 Partai Gabungan).
Pertarungan lima itu dipastikan berlangsung super seru. Bahkan, peluang terjadinya dua putaran terbuka lebar. Apalagi masing-masing pasangan di dalam tim suksesnya bercokol tokoh-tokoh berpengaruh di Nyiur Melambai plus para aktivis. “Peran tim sukses berperan penting terhadap kemenangan. Kami memprediksi terjadi dua putaran karena masing-masing pasangan memiliki kelebihan,” ungkap sejumlah akademisi.
Seperti SVR-MMS memiliki kantong suara di Minahasa Induk dan Bolmong Raya. Sedangkan RML-HP bakal berkibar di Minsel juga Bolmong Raya. SHS-BERHASIL, kuat di Manado dan Nusa Utara. Elly-Henny bakal sulit ditaklukkan di Talaud dan Mitra. Sedangkan VAP-HM, bakal perkasa di Minut dan Nusa Utara. “Bila masing-masing daerah ini betul-betul dikuasai para calon, saya lihat dua putaran bisa terjadi,” kata Herman Najoan, akademisi FISIP Unsrat.
Sesuai Undang-Undang 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, untuk memenangkan pertandingan pasangan calon harus mendapat 30% suara sah pemilih. Bila ada calon yang mendapat di atas 30% suara, tidak terjadi dua putaran dan langsung ditetapkan sebagai pemenang. Akan tetapi, bila tidak satupun calon yang mendapat 30% terjadi dua putaran. Peringkat pertama dan kedua akan maju di partai final Pilgub putaran kedua yang dimulai 6 September (kampanye) dan pemungutan suara 15 September.
Bagaimana tim suksesnya? SVR-MMS misalnya. Ketua Tim Sukses adalah Ketua DPR Sulut Meiva Salindeho. Meiva dan suaminya Winsulangi Salindeho dikenal sangat berpengaruh di Kepulauan Nusa Utara. Selain itu, masih ada lagi politisi-politisi gaek Partai Golkar sekaliber Victor Mailangkay, Vanny Kaparang, dll. Para aktivis yang memperkuat SVR-MMS di antaranya Pietres Sombawadile, dan Ismail. Dipilihnya Meiva Salindeho dinilai langkah jitu. Sebab, duet Minahasa-Bolmong ini pun berupaya meraup suara di Nusa Utara.
Sedangkan tim sukses duet RML-HP dipimpin langsung Ketua DPD PDI Perjuangan Sulut Freddy H Sualang dan James Karinda. Para aktivis ada Veldi Umbas dan Sandra Rondonuwu. Massa PDIP sendiri dikenal militan. Bahkan, massa PDIP sering diistilahkan biarpun bumi berguncang, mereka akan memilih calonnya Banteng Moncong Putih.
Pendukung HP di Bolmong dan umat muslim di Sulut pun tak diragukan. Saat Pilkada 2005 lalu, HP yang ketika itu berpasangan dengan Ferry Tinggogoy meraup suara signifikan di Bolmong. Tanpa diduga, keduanya menjadi runner up.
Bagaimana SHS-BERHASIL? Tim sukses pasangan ini dikomandani para mantan birokrat. Ketuanya adalah mantan Karo Hukum Boy Watuseke SH. Di kalangan aktivis ada Ruddy Kartasasmita, Irvan Basri, dan Michael Umbas. Saat Pilkada 2005 lalu, SHS juga memakai para mantan birokrat. Dan terbukti memenangkan pertandingan.
Pasangan Elly-Henny, tim suksesnya dinakhodai srikandi Greety Tielman. Disebut-sebut tokoh masyarakat sekelas Letjen (Pur) Jhonny Lumintang juga berada di belakang Elly. Ini bisa terbaca saat pendaftaran di KPUD Sulut, Elly mengapresiasi khusus sosok Lumintang.
Para aktivis yang berada di belakang Elly-Henny ada Jimmy Tindi, Oldi Kansil, dan Apridon Zaeni.
Tim sukses VAP-HM bercokol Brando Lengkey. Mantan Ketua KNPI Sulut ini ikut disupport sejumlah pimpinan partai gabungan. Belum terdeteksi siapa aktivis-aktivis yang merapat ke VAP-HM. Hanya saja, HM sebagai orang kampus pasti akan mendapatkan support. Nilai plus Vonnie, dia sudah membuktikan diri di Pilkada Minut 2005 lalu yang tanpa diduga mengalahkan nama-nama besar.
Akademisi Unsrat Rivo Sumampouw berpendapat, tim sukses sangat berpengaruh pada raupan dukungan, selain sosok calon itu sendiri. Katanya, track record para tim sukses akan menentukan kepercayaan calon pemilih kepada kandidat yang disuksesi. “Sosok tim sukses juga akan dilihat. Bukan hanya kefasihan meyakinkan masyarakat, tapi pemilih akan melihat latar belakang tim sukses. Bisa saja calonnya bagus, tapi tim suksesnya tidak meyakinkan calon pemilih,” kata Rivo.
Katanya, tidak sedikit calon pemilih yang berpaling ‘ke lain hati’ setelah melihat komposisi tim sukses. “Calon pemilih sudah kecewa lebih dulu karena keberadaan tim sukses. Istilahnya bukan tim sukses, tapi sukses tim. Dengan kata lain, hanya tim sukses saja yang makmur, sedangkan pemilih merana,” tambah Rivo. Dia berharap, calon tidak sembarang memilih tim sukses atau relawan yang hanya memanfaatkan situasi. “Bisa saja di depan tim sukses pemilih manggut-manggut, tapi datang pencoblosan mereka pilih yang lain karena kecewa,” katanya.
Setelah pemeriksaan kesehatan, akan dilanjutkan dengan penetapan pasangan calon 11 Juli, kemudian jadwal kampanye 17 Juli sampai 30 Juli, dan 3 hari, 31 Juli sampai 2 Agustus merupakan masa tenang sebelum pemungutan suara 3 Agustus nanti. Rekapitulasi penghitungan suara 3 Agustus sampai 9 Agustus, dan penetapan hasil 12 Agustus. Jika hanya satu putaran, pelantikan calon terpilih pada 14 September. Tapi jika terjadi dua putaran, setelah pemungutan 15 September, dilanjutkan dengan rekapitulasi 15 sampai 21 September, penetapan hasil 13 sampai 14 Oktober, dan pelantikan calon terpilih 21 Oktober.

KPU VERIFIKASI DUKUNGAN

Sementara itu, Divisi Hukum dan Pengawasan KPUD Sulut mengatakan, hasil verfikasi sementara terdapat empat partai yang sama memberikan dukungan kepada calon berbeda. Parpol itu adalah PPRN, PKPB, Barnas dan PPI. “Saya belum bisa menyampaikan ke calon-calon siapa saja dukungannya,” ujarnya.
Ditambahkannya, KPUD Sulut belum bisa menolak atau menerima calon dan dukungannya sebelum selesai verifikasi. “Semua kami terima dan nanti kalau ada yang tak lolos verifikasi baru digugurkan,” tambahnya.
Kata Poli, calon tak otomatis gugur setelah ada dukungan yang dianulir. Sisa suara pada parpol dukungan yang tersisa akan ditotalkan kembali. “Dilihat kalau masih cukup minimal 15 persen dari perolehan suara pileg 2009 lalu tetap lolos,” katanya.