Admin Admin
Jumlah posting : 257 Join date : 22.01.08
| Subyek: Masaalah Kekhawatiran Tue Oct 21 2008, 23:51 | |
| Kekhawatiran By Republika Contributor Selasa, 21 Oktober 2008 Bermacam kekhawatiran menyelimuti diri manusia, termasuk dalam membelanjakan harta seperti telah diperintahkan Allah. Kekhawatiran ini berpangkal pada sejumlah keinginan untuk pemuasan material yang tampak, misalnya ingin membuat rumah mewah, beli mobil bagus, atau sekadar makan cukup.
Ada tips dari Alquran untuk menghilangkan segala kekhawatiran itu, yaitu beristiqamah (Q. S. 41: 30). Allah SWT pun berfirman: ''Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati'' (Q. S. 2: 274).
Dalam kitab Riyaadhush Shalihiin tersebut sebuah kisah dari Imam Bukhari, bahwa Abu Hurairah sering tidak makan. Untuk menahan laparnya, dia menekan perutnya ke tanah karena lapar atau mengganjal perutnya dengan batu. Suatu hari, Abu Hurairah duduk di jalanan. Mendadak Nabi SAW lewat dan tersenyum melihatnya. Lalu Rasulullah mengajaknya ikut. Sesampai di rumah, Rasul menemukan segelas susu. Beliau lalu bertanya kepada istrinya, ''Dari manakah susu ini?''
''Si Anu telah mengirimkan hadiah untukmu,'' jawab istrinya. Rasulullah menyuruh Abu Hurairah memanggil ahl shuffah (orang-orang yang tak berumah atau keluarga). Setiap mendapat sedekah, Nabi memang mengirimkannya langsung kepada mereka, tanpa mengambil sedikit pun. Tapi jika mendapat hadiah, sebagian dimakan dan sebagian lainnya diberikan kepada mereka.
Dalam hati kecilnya Abu Hurairah merasa berhak mendapat seteguk lebih dahulu, untuk mengembalikan kekuatan tubuhnya. Namun ia tak boleh membantah perintah Rasul. Dia pun pergi memanggil ahl shuffah itu. Dan Abu Hurairah disuruhnya membagikan susu itu kepada mereka.
Abu Hurairah memenuhi perintah Nabi, dan memberikan susu dalam gelas itu kepada orang pertama dari mereka, untuk diminum sampai puas. Demikian dilakukan kepada orang kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya sampai semuanya minum puas, baru gelasnya dikembalikan kepada Nabi.
''Tinggal saya dan kau. Duduklah, minumlah,'' kata Nabi kepada Abu Hurairah yang menaati perintahnya. Dan Nabi selalu mengulangi, ''Minumlah!'' ''Demi Allah yang mengutus kau dengan haq, tidak ada lagi tempat dalam perutku,'' jawab Abu Hurairah. Kemudian Rasulullah meminta gelas itu. Sambil memuji syukur kepada Allah dan membaca Bismillah, ia meminum sisa susu itu.
Kisah di atas memberi pelajaran berharga bahwa kita tak boleh khawatir dengan yang diperintahkan Allah dan rasul-Nya. Kita diajari untuk tidak hanya mengandalkan hitungan matematik, tapi juga ketakwaan. - ah
Maryanto, M. EG | |
|